Sabtu, 15 Agustus 2015

Makan saja dulu, cintai kemudian

Kubuka perlahan pintu kayu itu, di ikuti suara krincing bel yang menggantung di atasnya. Akhirnya kumasuki juga bangunan di tengah gang yang sempit dan gelap.

Ah, kembali ke beberapa menit yang lalu. Sore itu Aku sedang berjalan santai menuju ke pusat perbelanjaan di kota ini hingga tiba tiba saja aku di tabrak oleh seseorang yang berlari seperti terburu buru dari belakang. Sambil mengucap kata "maaf" kemudian dia meninggalkanku dengan berlari lagi. Aku yang cukup kesal karena hal tersebut segera mengejarnya. Tiba-tiba aku kehilangan jejaknya. Hingga kudengar suara pintu tertutup di iringi suara bel dari dalam gang. Aku yang penasaran dan berpikir apakah itu dia yang berlari tadi segera masuk ke dalam gang di antara celah gedung tersebut. Cukup gelap disitu walaupun saat itu matahari bahkan belum ada seperempat jalan.
Aku melihat samar sebuah cahaya dari sisi gang yang ternyata asalnya dari sebuah pintu masuk menuju ke dalam salah satu gedung di sisi gang itu.
"Wow, tempat apa ini?" Pikirku heran sekaligus takjub karna di dalam gang gelap dan sempit ini ada pintu kayu dengan kaca di tengahnya sedikit tertutup kain gorden merah dan membuat cahaya dari dalam hanya terlihat sedikit yang keluar.
Kubuka pintu itu di ikutu suara bel yang bergemerincing persis seperti suara yang kudengar dari luar gang tadi. Sesaat aku membuka pintu tersebut, langsung tercium bau yang membuatku langsung teringat bahwa aku belum sarapan tadi pagi. Yah, memang sejak awal aku memang ingin pergi ke pusat perbelanjaan mencari kebutuhan bulan ini sekaligus berniat sarapan di foodcourtnya.
"Waaah, aromanya nikmat sekali. Dari mana ini berasal?" Pikirku. Saat sedang berfikir tentang aroma tersebut aku di kagetkan dengan suara seorang wanita yang menyambut kedatanganku, " selamat pagi, selamat datang di warung makan kami. Maaf, sebenarnya kami belum buka karna masih dalam persiapan. Jika anda tidak keberatan menunggu silahkan duduk dan menunggu dulu sebentar. Akan kami hidangkan teh untuk menemani anda menunggu." Suara tersebut terdengar ramah dan familiar. Tunggu! Familiar? Ya! Aku seperti pernah mendengar suara itu belum lama ini. Tapi kapan? Dimana? Ah, bau aroma ini benar benar membuat pikiranku hanya tertuju pada makan. Aku kemudian duduk di salah satu kursi di ruangan itu. Kemudian orang tadi menghampiri mejaku sambil berkata, "maaf permisi, silahkan ini tehnya. Maaf masih panas." Sambil menuangkan teh hijau ke cangkir. Terlihat asap yang menandakan bahwa teh tersebut memang masih panas. Aku coba meminum teh itu perlahan. Kemudian kutaruh kembali cangkir ke meja. Kemudian orang itu berkata lagi . "Maaf di warung kami hari ini saya merekomendasikan menu nasi goreng original. Apakah anda jadi memesan?"
Setelah meminum teh tadi, pikiranku agak jernih dan mulai berpikir, "nasi goreng yah untuk sarapan? Cukup berat. Tapi yah lumayan juga karna aku sudah sangat lapar akibat mencium aroma masakan tadi." "Yasudah mba. Saya pesan nasi goreng yang mba rekomendasikan tadi saja." Kataku. Ngomong-ngomong barusan aku menyebutnya "mba"? Aku baru sadar bahwa dia wanita, dan Ah! Suara ini, Akhirnya aku ingat! Ini suara "maaf" dari orang yang menabraku tadi pagi. "Loh,mba! Mba kan yang menabrak saya dari belakang tadi? Iya kan?" Tanyaku. "Eh, menabrak? Maksud anda? Ah, iya! Maafkan saya. Tadi saya sedang terburu-buru untuk datang ke sini. Maafkan saya." Jawabnya. "Yah, maaf sih gampang mba. Tapi kan tetap harus sopan. Jangan seperti tadi, maaf sambil langsung lari saja. Yasudah saya maafkan mbanya kali ini." Kataku. "Terima kasih. Sebagai permintaan maaf, untuk anda saya beri diskon 50% untuk nasi gorengnya" jawab dia. 50%? Bukan saja lumayan. Itu sudah cukup membantu untukku yang hanya seorang mahasiswa perantauan di kota orang ini. Meskipun tidak tau berapa harga nasi gorengnya, tapi yah kalau di potong 50% pasti nggak akan memberatkan kantongku. " wah terima kasih mva. Tau gini, sering-sering saja tabrak saya mba. Hahaha." Kataku.
"Hahaha iya deh. Besok waktu saya berangkat naik motor, coba saya tabrak lagi yah. Hihihi" balasnya.